Jakarta, MAJALAHCEO.ID – Pada tanggal 26 Agustus 2022, jam 15.00-19.00, telah diadakan MUSYAWARAH TUA-TUA KAWANUA dalam koordinasi THEO L. SAMBUAGA dan BENNY MAMOTO, yang masing-masing adalah Ketua Dewan Pembina KKK. Pertemuan ini, mempertemukan tokoh-tokoh senior Kawanua di Jakarta dengan dihadiri juga Ronny F. Sompie (Ketua Umum DPP KKK) maupun Angelica Tengker (Ketua Umum DPP KKK).
Menyikapi kisruh organisasi KKK yang sudah berlangsung lebih kurang 10 (sepuluh) tahun. Dan dalam semangat KEKAWANUAAN berdasarkan nilai Budaya Minahasa yang diwarisi dan dipelihara oleh KERUKUNAN KELUARGA KAWANUA, baik dalam tradisi budaya di tanah leluhur maupun tradisi berorganisasi di KKK sebelumnya, maka melalui MUSYAWARAH TUA-TUA KAWANUA di JAKARTA, telah terfasilitasi dan dapat dimusyawarahkan upaya pemecahan masalah organisasi Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK).
Musyawarah dan diskusi intensif selama lebih dari 3 jam di Hotel Aryaduta dengan dipimpin Theo Sambuaga bersama dengan Benny Mamoto ini, dapatlah menyepakati hal-hal penting sebagai berikut:
Pertama, hanya ada SATU ORGANISASI KERUKUNAN KELUARGA KAWANUA (KKK).
Kedua, organisasi KKK dimaksud di atas, dipimpin oleh ANGELICA TENGKER sebagai KETUA UMUM dan RONNY F. SOMPIE sebagai KETUA DEWAN PEMBINA.
Ketiga, Ketua Umum bersama Ketua Dewan Pembina, akan menyusun DPP KKK PERSATUAN, dan akan dikukuhkan dalam MUSYAWARAH BUDAYA, paling lambat 2 (dua) minggu sejak kesepakatan.
Theo Sambuaga, senior KKK dan Ketua Dewan Pembina KKK menegaskan, bahwa DPP KKK Persatuan sudah menjadi keharusan menimbang situasi dan kondisi kita dewasa ini.
“Karena KKK sejatinya dibentuk untuk memfasilitasi perbedaan-perbedaan dan mendorong upaya saling bantu tou Kawanua, termasuk tokoh Kawanua di tanah rantau. Karena itu, tidak ada alasan lagi mempertahankan kisruh organisasi KKK. Karena itulah penyelesaian masalah organisasi KKK tergantung generasi kita, dan kita telah menjawabnya,” kata Sambuaga dalam pesan tertulis yang diterima redaksi semalam (27/8/2022)
Hal sama ditegaskan oleh Benny Mamoto, Ketua Dewan Pembina KKK, yang bersama Theo Sambuaga memimpin Musyawarah Tua-tua Kawanua. Dia menegaskan bahwa panggilan budaya sebagai basis falam mencapai kesepakatan bersama, harus dirumuskan segera dalam forum organisasi. Sambil berharap semua komponen DPP KKK sebagai hasil Persatuan, kedepannya segera menata kembali mekanisme organisasi secara formal sehingga tidak menimbulkan komplikasi baru.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum KKK baik Angelica Tengker serta Ronny F. Sompie, juga menegaskan perjalanan panjang untuk bisa mencapai sebuah kesepakatan atas kisruh organisasi KKK.
Angelica Tengker menegaskan bahwa upayaupaya untuk mencapai persatuan, berjalan cukup panjang, alot dan sangatlah melelahkan secara emosional. Upaya mewujudkan hanya ada SATU KKK tidak pernah putus, karena semua demi kenyamanan dan kebaikan bersama dalam ruang lingkup yang lebih luas.
Dengan semangat Rumampen, pendekatan atas kesamaan semua berasal dari tanah luhur Minahasa dengan nilai-nilai luhur budaya yang mendasari kita berorganisasi.
Hal yang sama digaris bawahi Ronny F. Sompie yang sangatlah menyadari bahwa upaya panjang itu, kadang harus membuat kita memilih hal mana yang diprioritaskan.
Akan tetapi, menurut Sompie, sejak awal terpilih Ketua Umum KKK, beliau pun sudah menegaskan bahwa yang diusungnya adalah VISI Rekonsiliasi dan SATU KKK. Itu sebabnya, beliau berusaha keras untuk mewujudkan SATU KKK, meski di penghujung masa bakti sebagai Ketua Umum KKK.
Para senior atau Tua-tua Kawanua yang juga adalah sesepuh KKK, hadir mendukung serta memberi support atas proses Musyawarah Tua Tua Kawanua mengatasi kebuntuan kisruh organisasi.
Tokoh Kawanua yang hadir dan mendukung serta juga memberi support adalah Freddy Rorimpandey, Ali Hardi Kiaidemak, Mona Sigar, Ramo Sumolang, Ivan Pelealu, Phillip Pantouw, Lexie Tumelap, Jorry Koloay, dan Lucky Korah yang menyampaikan dukungan secara lisan. (rls/bwl)