CAHAYASIANG.ID, MINAHASA – Watu Pinawetengan merupakan salah satu situs budaya yang sangat penting bagi sejarah dan peradaban masyarakat Minahasa. Dimana situs budaya ini dikenal sebagai tempat sembilan sub-etnis Minahasa, seperti Tontembuan, Tombulu, Tonsea, Tolour, Tonsawang, Pasan, Ponosakan, Bantik, dan Siao (Sekitar 1000 SM) membagi wilayah mereka dan berdiskusi mengenai berbagai permasalahan yang dihadapi.
Menurut sejarahnya, ditempat tersebut, para sembilan sub-etnis tidak hanya membagi wilayah, tetapi juga merundingkan berbagai isu yang penting bagi keberlangsungan hidup mereka. Goresan-goresan pada batu yang berbentuk motif manusia, alat kelamin, dan garis-garis yang tak beraturan, diyakini sebagai simbol dari perundingan mereka.
Selain itu, Batu ini dianggap sebagai peta pulau Minahasa dan simbol penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjadikannya pusat dari identitas dan kebanggaan masyarakat Minahasa. Selain digunakan sebagai tempat pertemuan dan diskusi, Watu Pinawetengan juga menjadi tempat para keluarga Minahasa berkumpul untuk mempererat ikatan kekeluargaan.
Saat Media Cahaya Siang meliput kegiatan Mubes Ormas Adat dan Budaya Waraney Tanah Toar Lumimuut pada Sabtu, (14/09/2024) yang di laksanakan di Watu Pinawetengan, Desa Pinabetengan, Kecamatan Tompaso, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, tampak akses jalan menuju lokasi agak terkendala karena banyak rumput dan ranting yang berkeliaran dipinggir aspal jalan.
Hal ini membuat Warga desa setempat dan juga dari Masyarakat Sulawesi Utara khususnya Ormas Adat dan Budaya menaruh harapan kepada Pemerintah Kabupaten Minahasa agar akses jalan bisa dipelihara (Pemeliharaan Jalan) dan juga bila perlu dianggarkan untuk ada Pelebaran Jalan.
“Torang berharap Pemerintah boleh mo lia akang ini jalang, memang ini jalang kecil dan hanya bisa satu oto, depe aspal masih bagus, mar tu rumpu-rumpu liar so mulai ja maso di jalang. Tolong pemerintah lia akang” ujar salah seorang warga setempat yang meminta namanya tidak disebut.
Sementara itu, Ketua Umum dan Tonaas Wangko Waraney Tanah Toar Lumimuut Audy Jimmy Malonda berharap, supaya Pemerintah memperhatikan akses jalan menuju Watu Pinawetengan.
“Itu sangat bagus kalau ada pemeliharaan jalan. Karena itu akan mempengaruhi para Wisatawan menuju ke lokasi Watu Pinawetengan. Akses ke sana juga kurang bagus. Bagaimana kita mau promosi kalau kondisinya seperti itu.” ujar Malonda didampingi Panglima Besar Maikel Walean dan Wapangdat Riri Lempoy.
Ditambahkan Audy Malonda, waktu tahun 2019 ketika Pak Hashim Djojohadikusumo (Adiknya Presiden Terpilih Prabowo Subianto,Red) datang, ia sudah mengkomunikasikan hal tersebut.
“Setiap ada acara-acara rutin semacam tanggal 3 Januari, itu situasinya padat sekali, dan kalau akses jalan kecil sekali, pada akhirnya 2019 saya mengusulkan ke Pak Hasyim untuk selain ada akses jalan naik, harus ada akses jalan turun. Karena disitu sudah ada jalan turun tapi tidak diteruskan. Waktu lalu sudah ada ekskavator, sudah digusur tapi tidak ada pengerasan. Dari Pemerintah Desa juga sangat membantu ada betonisasi dari pertigaan jalan bawah yang menuju naik ke atas, sekian ratus meter” tambah PangBes.
Terkait hal tersebut, saat dikonfirmasi oleh Media Cahaya Siang kepada Pj Bupati Minahasa Jemmy Kumendong melalui WhatsApp di nomor +62 812-2045-8*** merespon dengan sangat positif.
“Ok, nanti mo bilang pa Kadis PU” tulis Pj Bupati Kumendong.
Sementara itu, Kadis PU Kabupaten Minahasa Daudson Rombong mengatakan akan segera menindaklanjuti usulan tersebut.
“Selamat malam, terima kasih untuk infonya, nanti kami akan segera tindaklanjuti dengan menurunkan staf ke lokasi. Nanti penanganannya akan dilihat sesuai hasil kunjungan dari staf serta ketersediaan anggaran.” Singkatnya. (*FL)