CAHAYASIANG.ID, Sangihe – Festival Seni Budaya Daerah Gerejawi (FSBDG) yang dilaksanakan di Maobungang sebutan lain dari Kecamatan Manganitu, Kabupaten Kepulauan Sangihe, mendapat sambutan hangat dari berbagai pihak, termasuk Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Utara, dr. Rinny Tamuntuan. Acara yang digelar di lapangan sepak bola Manganitu pada Jumat (02/08/24) malam tersebut, menjadi momen penting untuk menampilkan kekayaan budaya lokal.
Pada kesempatan itu, dr. Rinny Tamuntuan menyatakan rasa bangga dan berikan apresiasi terhadap perkembangan Masamper Yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Menurutnya, Masamper saat ini sudah mengalami peningkatan pesat dan sudah mulai merambah ke daerah-daerah lain bahkan sampai ke Luar Negeri.
“Perkembangan Masamper saat ini Sungguh mengalami peningkatan yang cukup signifikan terlihat dari peserta pada malam ini yang cukup banyak ada 11 Grup dan juga terlihat sudah mulai Viral di media-media sosial. Ini menjadi kebanggan bagi kita warga Sangihe karena pada tanggal 18 Agustus 2024 ini, ditetapkan sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)Sangihe,” tutur Rinny Tamuntuan.
Hal senada disampaikan oleh Mario Seliang, seorang Tokoh Milenial yang juga hadir saat itu menyatakan bahwa Dirinya sangat tertarik dengan budaya daerah Sangihe, sehingga sebagai kaum milenial mengajak harus menjaga dan melestarikan agar tidak hilang ditelan zaman.
“Kabupaten Kepulauan Sangihe ini memiliki kekayaan budaya yang sungguh luar biasa, sehingga sebagai milenial Saya mengajak mari kita terus menjaga dan memeliharanya serta memperkenalkan ke Daerah atau Negara lain. Jangan sampai tergerus oleh Zaman,” ujar Mario
Tamuntuan juga mengapresiasi pelaksanaan FSBDG yang dianggapnya sebagai langkah penting untuk memperkenalkan budaya daerah kepada masyarakat luas. Ia berharap acara ini dapat terus dilaksanakan setiap tahun, agar semakin banyak orang yang mengenal dan mencintai budaya Sangihe.
“Saya sungguh sangat mengapresiasi atas kegiatan ini, yang tujuannya tentu adalah menjaga dan melestarikan serta memperkenalkan kepada daerah bahkan bangsa lain,” ungkap Tamuntuan.
Festival ini tidak hanya menjadi ajang unjuk kebolehan seni budaya, tetapi juga sebagai media pendidikan bagi generasi muda. Melalui festival ini, generasi muda diajak untuk mengenal, menghargai, dan melestarikan warisan budaya leluhur mereka. Hal ini dianggap penting untuk menjaga identitas budaya di tengah arus modernisasi.
Pelaksanaan festival di lapangan sepak bola Manganitu memberikan kesan tersendiri bagi para pengunjung. Tempat yang biasanya digunakan untuk olahraga kini berubah menjadi panggung seni yang megah, menampilkan berbagai tarian, musik, dan adat istiadat khas Sangihe. Keberagaman budaya yang ditampilkan memberikan warna tersendiri bagi acara tersebut.
Dukungan dari pemerintah daerah dan masyarakat setempat sangat terlihat dalam pelaksanaan festival ini. Partisipasi aktif dari berbagai elemen masyarakat menunjukkan tingginya kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya. Selain itu, festival ini juga diharapkan dapat meningkatkan pariwisata daerah, menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara untuk datang dan menyaksikan keunikan budaya Sangihe (*Anto Harindah)