
CAHAYASIANG.ID, MINUT – Eksekusi lahan yang di lakukan oleh pihak pengadilan Negeri Airmadidi yang bertempat di didesa laikit Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara pada hari jumat (23/08/24).
Eksekusi lahan yang di lakukan oleh pihak Pengadilan Negeri Airmadidi terkesan terburu-buru dan tidak bisa melihat kondisi di lap, pada saat itu juga ada aksi damai yang di lakukan oleh pihak Ormas adat Ormas BMI maupun pihak LSM garda Timur Indonesia yang menuntut keadilan untuk ada solusi dan jalan tengah sehingga bisa ada titik terang,.

Pada saat itu kekacauan di picu karena adanya lemparan batu yang tidak di ketahui siapa yang melempar di sinyalir ada provokator sehingga para petugas maupun orang-orang dari Ormas dan LSM terjadi gesekan sehingga membuat beberapa saudara saudara kita dari pihak aparat hukum dan pihak Ormas dan LSM terluka luka.
Setelah itu keadaan semakin baik karena sudah ada negosiasi dari pihak pengadilan, Ormas/LSM dan juga dari pihak kepolisian melalui kabagops dan juga Pemerintah Desa setempat,

Pada saat di wawancarai oleh Media CAHAYASIANG.ID yang saat itu sedang meliput, Ketua umum Lukman Alkatiri Garda Timur Indonesia menyatakan bahwa pada saat eksekusi itu, pasukan saya sudah mundur dan tidak ada lagi aksi anarkis, yang di dalam rumah tersebut mereka hanya duduk makan dan tidak ada aksi perlawanan dari pihak kami, tapi mereka semua di hajar sampai ada yang di tangkap, padahal saat itu saya sudah Konfirmasi ke Kabagops bahwa saya siap bantu bapak tapi tolong pak jaga anggota saya, dan beliau mengiyakan hal tersebut, juga pada saat itu ada Wakapolres dan juga kapolres yang turut hadir di lokasi tersebut saya juga sdh persuasif dengan beliau dan beliau akan memberikan dispensasi terkait bantuan di lap, ungkapnya”,

Jadi saya harap untuk masyarakat yang tidak ada di lokasi jangan dulu menilai, karena kami dari pihak Ormas adat dan LSM hanya menurunkan anggota untuk aksi damai bukan untuk anarkis atau melawan pemerintah, jangan ada beberapa orang yang menjatuhkan Ormas adat atau LSM bahwa kami anarkis dan melawan pemerintah, tanyakan saja ke pihak kepolisian kami selalu di depan untuk menjaga keamanan dan selalu bersinergi engan kepolisian terkhusus Polres Minahasa Utara.

Kami ada di situ di undang oleh keluarga untuk menjaga keluarga dari aksi anarkis, dan dari beberapa pihak dan juga sebagai mediasi antara keluarga dan juga pihak pemohon eksekusi supaya ada solusi yang baik. tutupnya”.(*Rama)