• Advertorial
  • Editorial
  • Opini
  • Wartawan Ba Carita
Friday, 7 November 2025
  • Login
  • Home
  • Nasional
    • Nusantara
    • Hankam
    • Hukum
    • Pemerintahan
    • Politik
  • Internasional
    • Luar Negeri
  • Sulut
    • Manado
    • Minahasa Utara & Bitung
    • Minahasa & Tomohon
    • Minsel – Mitra – Bolmong Raya
    • Kepulauan
  • Kriminal
  • Ekonomi & Bisnis
  • Iptek
    • Pendidikan
  • Olahraga
  • Hiburan
    • Musik
    • Film
    • Pariwisata Budaya
No Result
View All Result
Cahaya Siang
Advertisement
  • Home
  • Nasional
    • Nusantara
    • Hankam
    • Hukum
    • Pemerintahan
    • Politik
  • Internasional
    • Luar Negeri
  • Sulut
    • Manado
    • Minahasa Utara & Bitung
    • Minahasa & Tomohon
    • Minsel – Mitra – Bolmong Raya
    • Kepulauan
  • Kriminal
  • Ekonomi & Bisnis
  • Iptek
    • Pendidikan
  • Olahraga
  • Hiburan
    • Musik
    • Film
    • Pariwisata Budaya
No Result
View All Result
cahayasiang.id
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Sulut
  • Kriminal
  • Ekonomi & Bisnis
  • Iptek
  • Olahraga
  • Hiburan

Beranda » Japan–Indonesia Cultural Dialogue, Moeldoko Sampaikan Pentingnya Politik Kasih Sayang

Japan–Indonesia Cultural Dialogue, Moeldoko Sampaikan Pentingnya Politik Kasih Sayang

02/08/2025
in Nasional
0
Share on FacebookShare on Twitter
POLITIK KASIH SAYANG – Jenderal (Pur) Moeldoko (Jas putih) jadi pembicara seminar The Era of The Shogun di Jepang kemarin.

CAHAYASIANG.ID, Jakarta – Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengatakan, Pagelaran Expo Osaka–Kansai 2025 mampu memperkuat diplomasi budaya antara Indonesia dan Jepang.

Dalam dialog bertajuk “Friend-Ship: Japan–Indonesia Cultural Dialogue” yang digelar di Paviliun Indonesia, Moeldoko tampil bersama pewaris klan Tokugawa, Iehiro Tokugawa.

“Diplomasi budaya adalah bentuk resolusi konflik yang paling bermartabat dan berkelanjutan,” kata Moeldoko melalui keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (2/8/2025).

Acara tersebut digelar Yayasan Sakuranesia itu mengusung tema “Peace, Human Security & Dignity”, serta dihadiri sekitar 100 peserta dari kalangan diplomatik, bisnis, akademisi, dan pelaku seni.

Ia menjelaskan, Meski telah purna tugas sebagai pejabat negara, namun semangat pengabdian terhadap kebudayaan tetap hidup.

“Saya sudah selesai sebagai aktor formal. Tapi sebagai prajurit, saya tidak pernah mati. Old soldier never die. Kini saya memilih jalur budaya sebagai arena perjuangan,” jelas Moeldoko.

Tak lupa, Dia juga menyampaikan, Pentingnya “politik kasih sayang” sebagai nilai universal yang harus diwujudkan lewat keputusan kecil yang adil.

“Perdamaian bukan hanya tugas negara-negara kuat, tapi juga mereka yang punya hati dan kesadaran budaya,” ucap Moeldoko.

PENDIRI YAYASAN SAKURANESIA SERAHKAN SELENDANG RACANGAN DIDIT PRABOWO

Salah satu penerus klan paling berpengaruh dalam sejarah Jepang Iehiro Tokugawa menekankan, Nilai-nilai leluhur seperti moralitas dan budaya dapat menjadi soft power dalam menjaga stabilitas global.

Lebih lanjut, Wakil Wali Kota Nanto, Muneto Saito menyerahkan sebuah hokora—kuil kecil khas Jepang kepada delegasi Indonesia sebagai simbol persahabatan, Hokora tersebut akan ditempatkan di Kuil Shin’yū di Indonesia.

Sementara itu, Pendiri Yayasan Sakuranesia Tovic Rustam juga menyerahkan selendang rancangan desainer Indonesia Didit Prabowo, yang dibuat khusus untuk acara ini.

Acara budaya lintas negara turut mewarnai dialog tersebut dengan penampilan Kiyari Dance Group (31 penari), Sukiyaki Steel Orchestra dari Jepang, serta kelompok seni muda Indonesia, Duta Melati.

Para seniman tampil bersama pada kolaborasi bertajuk “Kyōen” (kebersamaan suara), menampilkan harmoni seni sebagai bahasa universal.

Sebagai kelanjutan kegiatan budaya, rombongan Moeldoko dan Tokugawa melanjutkan program Friend-Ship Experience ke Kota Nanto, Prefektur Toyama.

Rangkaian kunjungan meliputi pertunjukan Kokiriko dan alat musik sasara di Desa Ainokura (situs UNESCO), pengalaman menumbuk mochi di Kuil Zentokuji, santap siang khas daerah, serta kunjungan ke bengkel ukiran kayu di Inami dan Kuil Zuisenji.

Seluruh kegiatan merupakan bagian dari proyek “Inochi, Chikyuu, Mirai” (Kehidupan, Bumi, dan Masa Depan) yang diusung Sakuranesia sebagai platform diplomasi budaya yang inklusif, spiritual, dan berkelanjutan. (Deon)

Post Views: 940
Bagikan ini :
Previous Post

Miris!! Pasca Keluarnya Rekomendasi DPRD Minsel Terkait Penutupan, PT KJL Terlihat Menutup Diri dan Enggan DiTemui

Next Post

Kapolri Hadiri Puncak Haul Buntet Pesantren, Teguhkan Peran Strategis Pesantren Bentuk Karakter Bangsa

Next Post

Kapolri Hadiri Puncak Haul Buntet Pesantren, Teguhkan Peran Strategis Pesantren Bentuk Karakter Bangsa

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ADVERTISEMENT

Alamat Kantor :

Jl. Politeknik, Kelurahan Kairagi II,
Kecamatan Mapanget, Kota Manado,
Sulawesi Utara

No. Telp :
(0431) 7246837 (Kantor)
0882022399555 (Mobile)

  • About Us
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Karir
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber

© 2021 Cahaya Siang - Developed by WP Development.

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
    • Nusantara
    • Hankam
    • Hukum
    • Pemerintahan
    • Politik
  • Internasional
    • Luar Negeri
  • Sulut
    • Manado
    • Minahasa Utara & Bitung
    • Minahasa & Tomohon
    • Minsel – Mitra – Bolmong Raya
    • Kepulauan
  • Kriminal
  • Ekonomi & Bisnis
  • Iptek
    • Pendidikan
  • Olahraga
  • Hiburan
    • Musik
    • Film
    • Pariwisata Budaya

© 2021 Cahaya Siang - Developed by WP Development.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In