• Advertorial
  • Editorial
  • Opini
  • Wartawan Ba Carita
Sunday, 9 November 2025
  • Login
  • Home
  • Nasional
    • Nusantara
    • Hankam
    • Hukum
    • Pemerintahan
    • Politik
  • Internasional
    • Luar Negeri
  • Sulut
    • Manado
    • Minahasa Utara & Bitung
    • Minahasa & Tomohon
    • Minsel – Mitra – Bolmong Raya
    • Kepulauan
  • Kriminal
  • Ekonomi & Bisnis
  • Iptek
    • Pendidikan
  • Olahraga
  • Hiburan
    • Musik
    • Film
    • Pariwisata Budaya
No Result
View All Result
Cahaya Siang
Advertisement
  • Home
  • Nasional
    • Nusantara
    • Hankam
    • Hukum
    • Pemerintahan
    • Politik
  • Internasional
    • Luar Negeri
  • Sulut
    • Manado
    • Minahasa Utara & Bitung
    • Minahasa & Tomohon
    • Minsel – Mitra – Bolmong Raya
    • Kepulauan
  • Kriminal
  • Ekonomi & Bisnis
  • Iptek
    • Pendidikan
  • Olahraga
  • Hiburan
    • Musik
    • Film
    • Pariwisata Budaya
No Result
View All Result
cahayasiang.id
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Internasional
  • Sulut
  • Kriminal
  • Ekonomi & Bisnis
  • Iptek
  • Olahraga
  • Hiburan

Beranda » Degradasi dan Tantangan Gerakan Pramuka Kekinian

Degradasi dan Tantangan Gerakan Pramuka Kekinian

30/05/2025
in Editorial, Opini
0
Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa hari lalu, sejumlah media lokal di Sulawesi Utara (Sulut) memberitakan pernyataan Gubernur Yulius Selvanus, terkait dengan momen Hari Kebangkitan Nasional, dimana diperlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui penguatan layanan di bidang pendidikan, kesehatan, sosial dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pernyataan Jenderal Purnawiran TNI-AD bintang dua itu pun telah dihubung-hubungkan dengan Gerakan Pramuka, yang pada prakteknya merupakan organisasi nonformal yang berfungsi membangun kepribadian anggota terutama bagi generasi muda agar berkarakter baik yang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.

Berbicara Gerakan Pramuka (Scout) dimana awalnya disebut kegiatan kepanduan, tidak akan lepas dari sosok Letnan Jenderal Robert Stephenson Smyth Baden-Powell atau yang lebih dikenal dengan nama Lord Baden-Powell.

Pria Inggris ini telah “mewabahkan” kegiatan kepanduan, terutama bagi para anak muda di seluruh penjuru dunia. Ia pun pada akhirnya digelari sebagai Chief Scout of The World atau Bapak Pandu Dunia.

Di Indonesia, Gerakan Pramuka secara resmi ditetapkan melalui UU No 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Sejak lahirnya, oraganisasi sangat berkembang dan menjadi organisasi pendidikan nonformal yang hadir sedari jaman penjajahan Belanda dengan nama Nederlandse Padvinders Organisatie (NPO) pada tahun 1912.

Berlambang Tunas Kelapa, oraganisasi ini memiliki masa yang besar, dengan didomonasi oleh para peserta didik (pesdik) dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi (Perti), yang dikenal dengan sebutan Siaga untuk golongan usia 7 hingga 10 tahun, Penggalang (11-15 tahun), Penegak (16-20 tahun) dan Pandega (21-25 tahun).

Degradasi Kaum Muda Ikut Gerakan Pramuka

Di jaman now, Gerakan Pramuka diperhadapkan dengan berbagai tantangan berat, terutama dari kaum muda kekinian. Merujuk hasil Musyawarah Nasional (Munas) XI tahun 2023 di Aceh, Kwartir Nasional atau disingkat Kwarnas Gerakan Pramuka, telah merumuskan sejumlah kelemahan dalam Gerakan Pramuka.

Adapun sejumlah kelemahan tersebut terletak pada pembaharuan pelaksanaan kurikulum pembinaan anggota muda, pembaharuan kurikulum pendidikan dan latihan orang dewasa, penurunan minat peserta didik, keselaran pengelolaan orang dewasa dan aspirasi anggota muda, tata kelola Gerakan Pramuka, optimalisasi manajemen aset, kemitraan dan kerjasama kemitraan.

(istimewa)

Hal lain yang juga menjadi kelemahan yakni soal kemandirian finansial Gerakan Pramuka, kelemahan manajemen, riset dan inovasi data, kapasitas perumusan dan evaluasi regulasi, penurunan tingkat kepercayaan masyarakat, program-program pengabdian masyarakat, serta dalam hal kurikulum program Bela Negara.

Keengganan kaum muda untuk berbaur dalam seragam coklat muda coklat tua menurut sejumlah pendapat adalah persoalan yang paling penting dibenahi. Dari berbagai analisis menyebut, penyebab utama degradasi kaum muda dalam kegiatan kepramukaan adalah kurangnya minat dan daya tarik, serta kurangnya dukungan dari pihak sekolah dan guru. Selain itu, generasi muda juga sering terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat negatif dan mudah terpengaruh oleh teman-teman mereka.

Post Views: 1,545
Bagikan ini :
Halaman Selanjutnya
Analisis lain yang mempengaruhi minat adalah degradasi moral....
Page 1 of 2
12Next
Previous Post

Indikator Beberkan Kondisi Ekonomi Pulau Jawa, Buruk: Banten 30%, Jakarta 25%, Jawa Barat 18%

Next Post

Guru di Tabukan Utara Alami Penganiayaan, Pelaku Diamankan Polisi

Next Post

Guru di Tabukan Utara Alami Penganiayaan, Pelaku Diamankan Polisi

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ADVERTISEMENT

Alamat Kantor :

Jl. Politeknik, Kelurahan Kairagi II,
Kecamatan Mapanget, Kota Manado,
Sulawesi Utara

No. Telp :
(0431) 7246837 (Kantor)
0882022399555 (Mobile)

  • About Us
  • Redaksi
  • Info Iklan
  • Karir
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber

© 2021 Cahaya Siang - Developed by WP Development.

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
    • Nusantara
    • Hankam
    • Hukum
    • Pemerintahan
    • Politik
  • Internasional
    • Luar Negeri
  • Sulut
    • Manado
    • Minahasa Utara & Bitung
    • Minahasa & Tomohon
    • Minsel – Mitra – Bolmong Raya
    • Kepulauan
  • Kriminal
  • Ekonomi & Bisnis
  • Iptek
    • Pendidikan
  • Olahraga
  • Hiburan
    • Musik
    • Film
    • Pariwisata Budaya

© 2021 Cahaya Siang - Developed by WP Development.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In