
CAHAYASIANG.ID, SULUT – Konsep Dasar Mapalus akan menjadi pijakan anak desa memberdayakan diri keluar dari Zona ancaman Kemiskinan, Ketergantungan dan selalu berharap bantuan Pemerintah yang pada akhirnya pola hidup kerja keras dan daya juang hidup menghilang dalam budaya kerja atau Etos Kerja Generasi Muda di Sulawesi utara.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Jaringan Anak Milenial (JAM) Sulut Joshua Liow. Untuk itu, menurut Joshua ini tantangan bagi Steven Kandouw dan Denny Tuejeh (SK-DT) kedepan karena daya saing Generasi Muda Sulawesi Utara selalu lahir dari Anak Desa.
“Saatnya SK-DT membawa anak Pedesaan keluar dari Zona Kemiskinan melalui Kemandirian Generasi dalam mengelola potensi desa dengan Peluang Transformasi Digital.” ujar Joshua.
Hal senada dikatakan oleh anak muda lainnya Armando Maramis. Sekalipun dalam keterbatasan tapi daya juang hidup Anak desa Selalu berakhir dengan kesuksesan.
“Generasi Muda desa selalu lahir dalam kaderisasi yang baik disetiap desa melalui Gereja Seperti di GMIM. Banyak masih muda sudah jadi Penatua. Mereka teruji dalam studi, sekalipun mereka keluarga petani tapi Integritas, daya juang dan kemampuan berorganisasi dapat hadir di tengah masyarakat. Bahkan Mereka teruji sebagian besar di kepanitiaan dan bahkan mereka sudah menjadi Teladan” terang Armando.
Hanya saja memang stimulus Pemerintah daerah, tambah Armando akan mempercepat perkembangan dan Pertumbuhan usaha tani anak muda yang ada di desa seperti di Minut didominasi dengan Nelayan dan Terjun Petani ikan air tawar.
“Mereka setelah pulang sekolah bantu orang tua di pantai sebagai nelayan maupun di Telaga dalam usaha air tawar. Di wilayah Minahasa selain petani cengkih dan usaha pertanian banyak yang terlibat jadi Peternak Ayam maupun Babi. Namun di Minsel banyak yang terlibat dalam usaha holtikultura. Begitu juga didaerah kepulauan dan bitung banyak yang terlibat usaha Nelayan. Dan khusus dikota manado banya usaha UMKM termasuk usaha restoran dan perdagangan antar pulau didominasi anak muda apalagi di era digitalisasi E-commerce.” tambahnya.
Sementara itu, ditambahkan oleh anak muda lainnya yakni Eukaristo, bahwa Daya saing Generasi muda sulut tidak kalah, hanya saja penguatan melalui peningkatan Kapasitas Wajib.
“Dan saya kira SK-DT mengerti dan Paham karena buktinya persiapan Anak SMK ke Jepang sukses dirancang oleh OD-SK . Jadi Bagi Saya Steven Kandouw Punya Grand Strategi bagi Generasi muda Sulawesi Utara.” kata Eukaristo.
Hal lain diungkapkan oleh Dian Wenur. Menurutnya, yang penting komitmen dan konsistensi SK-DT. Karena Ancaman Gila Kekuasaan akan jadi momok Generasi Muda Sulawesi Utara. Apabila ruang inovasi dan ruang Ketrampilan anak muda dalam berbagai usaha tidak diakomodasikan dalam kebijakan Pemerintah.
“Coba kita Lihat Organisasi Kepemudaan Gereja dan Agama lebih aktif dan progresif . Begitu juga kreatifitas dalam dunia usaha dominasi anak muda tidak kalah. Artinya penciptaan Lapangan kerja baru oleh Generasi muda banyak dan variatif tapi kedepan kita butuh stimulus baik dukungan teknologi maupun akses modal dan terobosan kolaboratif untuk Pasar baik khusus komoditas pertanian perikanan maupun hasil perkebunan maupun Olahan bahan baku menjadi bahan jadi. Begitu juga akses CSR kolaborasi usaha dengan Perusahan Besar” terang. Dian.
Selain itu, anak muda lainnya Merry Rondonuwu meyakini kiat SK-DT bagi Generasi Muda Sulut sangat kuat begitu juga perhatian bagi Kaum Perempuan yang masuk Dunia kerja maupun industri Rumah tangga yang Menjadi Pusat Perhatian mereka.
“Jadi Pilihan Generasi anak Muda Sulut dan Kaum Perempuan ada pada SK-DT. Karena Sulut Butuh Kaum Perempuan Berdaya dan Generasi Muda Menjadi Pemilik Masa Depan Sulut.” Pungkasnya. (*FL)




