CAHAYASIANG.ID, MINUT – Calon Anggota DPRD Sulawesi Utara, Dapil Minahasa Utara – Bitung dari Partai Golkar, Andhika Yahya Santiago Baramuli, LLB (Hons), MSc menunjukan komitmennya untuk masuk dalam sendi kehidipan madyarakat majemuk. Hal ini setelah Andhika Baramuli, kembali mengedukasi masyarakat terkait makan siang gratis dan pemberian susu yang menjadi program kerja Calon Presiden dan Wakil Presiden, Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka bagi semua anak sekolah dan ibu hamil di Indonesia.
Hal ini diungkapkannya saat dihubungi media ini Rabu, (20/12/2021)
“Disela pertemuan dengan masyarakat, saya ditanya tentang program makan siang gratis atau yang secara akademis umum disebut universal school meals,” ujar Andhika Baramuli.
Dijelaskan Andhika, program makan siang dan susu gratis merupakan program yang strategis dan unggul dalam mencerdaskan anak Indonesia.
Menurut data, program makan siang di sekolah saat ini diimplementasikan di 76 negara yang diterapkan secara bervariasi. Namun ciri khas umumnya adalah penyelenggaraan yang difokuskan di ruang lingkup sekolah.
“Untuk apa program ini. Jawaban saya, kalau saya saat dulu sekolah, kalau lapar itu tidak bisa fokus belajar. Rasanya sulit sekali menghitung rumus matematika kalau perut lagi apar,” polos Andhika.
Alumnus Bachelor of Law dari Aberystwyth University, Wales Kerajaan Inggris, dan Magister in Management dari Imperial College London ini meyakini, salah satu tujuan utama dari program ini adalah untuk menjawab tantangan food insecurity di tingkat micro, khususnya di lingkup keluarga.
Food insecurity atau ketidakpastian pangan adalah situasi dimana terjadi ketidakpastian ada atau tidak ada, maupun tidak cukupnya makanan untuk memenuhi gizi sehari-hari.
“Jadi kalau harus pilih antara tersajinya makanan yang bergizi dengan kebutuhan lainnya, ini sudah termasuk situasi food insecurity. Situasi ini bisa terjadi karena berbagai faktor, tapi dalam konteks program makanan di sekolah, umumnya terfokus untuk menanggapi faktor ekonomi di level keluarga yang menyebabkan masyarakat tidak dapat memenuhi gizi anak sehari-hari,” terangnya.
Kandidat Doktor Hukum Tata Negara di Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta ini menambahkan, pemenuhan gizi yang diberikan kepada anak kita, sangat berperan dalam membentuk masa depannya. Program makan siang gratis di sekolah, maka secara masif dan menyeluruh, terdapat efek langsung kepada pemenuhan gizi kepada anak-anak Indonesia.
“Minimal saat sekolah, tidak ada lagi yang namanya anak kelaparan saat belajar. Kesehatan tubuh, perkembangan otak, peningkatan kapasitas belajar dan memastikan mereka tidak merasa lapar adalah beberapa efek positif dari program makan siang gratis di sekolah. Ke depan program serupa dapat di limplementasikan oleh pemerintah secara masif agar mendukung sumberdaya manusia yang mumpuni dalam realisasi Indonesia Emas 2045,” tutupnya.(Rubby Worek)