
CAHAYASIANG.ID – Tomohon // Beberapa hari yang lalu, Viral postingan di Facebook tentang menu makanan di RSU GMIM Bhetesda Tomohon.
Postingan itu diduga datang dari salah satu karyawan di RSU GMIM Bethesda Tomohon. Dimana diposting gambar menu makanan hanya nasi, tahu kecap dan ada juga sambel. Menurut postingan tersebut menu ini untuk pasien dan juga karyawan rumah sakit.
Frani Walangitan selalu Kabag Humas rumah sakit tersebut membenarkan terkait postingan tersebut.
“Selamat malam, memang benar untuk makanan pasien isolasi seperti itu di foto oleh petugas ruangan isolasi berhubung pengelolaan keuangan di tangani langsung oleh Plt Direktur yang baru adalah wakil sekretaris yayasan medika GMIM,” terangnya via WA message kepada salah wartawan
Namun hal ini diklarifikasi oleh Plt Direktur RSU GMIM Bethesda Tomohon DR.Dr. Yanti Langi SP.PD (K). Ia membantah bahwa pihak Direksi baru yang memfasiltasi menu makanan tersebut.
“Mohon maaf, mengenai hal tersebut kami tidak tahu, karena tidak diijinkan masuk maupun rapat. Harusnya kalau semua beritikad baik, mengutamakan keselamatan pasien, maka hal-hal terkait pelayanan pasien harus diutamakan dan dikomunikasikan sesuai jalur komunikasi suatu organisasi,” Ungkap dr Yanti.
Dr Yanti juga dengan tegas mengatakan bahwa itu tidak mungkin difasilitasi oleh kami.
“Tidak mungkin demikian, Karena makanan pasien ada standar gizi,” Ujarnya
Dokter Yanti juga mengungkapkan terkait pelayanan dan operasional rumah sakit.
“Para pekerja rumah sakit telah diundang rapat untuk membicarakan hal tersebut. Tapi mereka mengunci pintu, berteriak-teriak kasar di dalam. Kami tidak diijinkan masuk,” Sesal dr Yanti.
Beberapa hari lalu, kami bersama pengurus Yayasan Medika GMIM, menyampaikan untuk rapat operasional rumah sakit sesuai undangan yang telah diedarkan 3 hari yang lalu mereka menolaknya. Bahkan menurut Dr. Yanti ia membantah jika ada dana yang diblokir.
“Tidak ada dana yang diblokir. Tapi semua pembiayaan harus dapat dipertanggung-jawabkan dan sesuai prioritas. Penentuan prioritas yang perlu disepakati bersama dalam rapat. Sayangnya mereka menolak,” Jelas Dokter
Ia juga menghimbau pada awak media untuk mengklarifikasi pada mantan Wadir Keuangan atau Kabag Keuangan terkait berapa dana yang Direksi lalu tinggalkan
“Akan lebih baik kalau kalau itu ditanyakan pada humas RSB. Kalau mereka menolak, patut dicurigai. Sama sekali tidak besar, bahkan untuk operasional 1 bulan tidak cukup. Para karyawan menerima informasi keliru mengenai besaran dana yang masih tersisa di RS saat direksi lama diganti,” Tegas Dokter Yanti.
“Kita sudah mendengar klarifikasi dari Dokter Yanti. Bahkan dokter menantang untuk ditanya ke mantan Wadir dan Kabag Keuangan rumah sakit terkait berapa dana yang Direksi tinggalkan. Tentu masalah ini jangan kita masyarakat hanya telan mentah-mentah dan mengambil kesimpulan terlalu dini bahwa semua salah Yayasan dan Sinode. Ini saya menduga ada yang provokasi. Ada yang jadi “Hantu Provokator”. Logikanya, jika memang rumah sakit ini mau dibuat bagus, terus kenapa mereka menolak kehadiran Plt Direktur? Rumah sakit ini ada aturannya. Dibawah Yayasan. Ini bukan Perusahaan milik keluarga. Pergantian Direktur ini juga pasti sudah melewati tahapan-tahapan. Dan tentu ada alasan yang konkrit mengapa Direktur yang lama diganti”. Ujar salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya. (Fer*)