CAHAYASIANG.ID, MANADO – Politeknik Negeri Manado merupakan salah satu dari lima Kampus Politeknik Negeri yang telah meluncurkan program Diploma 4 Spesialisasi 1 Tahun (Semester 7 dan 8) Energi Terbarukan.
Adapun lima Politeknik Negeri itu antara lain Politeknik Energi dan Mineral Akamigas, Politeknik Negeri Bali, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Manado, dan Politeknik Negeri Ujung Pandang.
Kelima Politeknik Negeri tersebut telah bekerja sama dengan industri Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dalam rangka pelatihan tingkat lanjut bagi dosen politeknik di bidang Pemeliharaan, Commissioning, Fault Finding, dan Trouble Shooting Solar Fotovoltaik dan Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA).
Perusahaan yang terlibat dalam kerja sama ini antara lain PT Xurya Daya Indonesia sebagai developer PLTS atap pada pabrik PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO Depo Bojonegoro) dan CV Sumber Rezeki sebagai kontraktor pemasangan PLTS atap di gedung Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah.
Kerja sama dengan dua perusahaan tersebut merupakan bagian dari rangkaian penguatan dosen di bawah kerangka proyek Renewable Energy Skills Development (RESD), yaitu kerja sama peningkatan keterampilan energi terbarukan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Swiss.
Dua tenaga ahli dari University of Applied Sciences of Eastern Switzerland didatangkan langsung dari Swiss guna menyelenggarakan pelatihan teknis intensif selama dua minggu (29 Januari–9 Februari 2024) di kampus Politeknik Energi dan Mineral Akamigas (PEM Akamigas) bagi sepuluh dosen terpilih dari lima politeknik mitra RESD dan sekaligus mengunjungi tiga lokasi di Jawa Tengah yang telah menggunakan teknologi PLTS atap.
Martin Stottele selaku Team Leader RESD mengatakan kerja sama dengan industri PLTS merupakan salah satu aspek utama dalam penguatan dosen dan pengembangan program energi terbarukan di politeknik mitra RESD.
“Kami sangat mengapresiasi kerja sama dengan para perusahaan mitra RESD, antara lain PT Xurya Daya Indonesia yang telah mendukung sejak tahun 2021 dari berbagai aspek, termasuk pengembangan kurikulum program spesialisasi/alih jenjang Diploma 4 Energi Terbarukan di politeknik dan balai pelatihan kerja, rekrutmen lulusan politeknik mitra RESD, peningkatan kesadaran publik mengenai manfaat PLTS melalui berbagai webinar dan pameran, kunjungan ke lokasi PLTS, serta kuliah dosen tamu industri bagi mahasiswa.” ujar Stottele
Dalam kunjungan ke PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO Depo Bojonegoro), Hizbulloh Husnul Khitaam selaku O&M Coordinator PT Xurya Daya Indonesia mendampingi para dosen politeknik untuk mempelajari instalasi SCADA serta sistem monitoring solar fotovoltaik yang terpasang pada gedung. Adapun alasan PT Sariguna Primatirta Tbk untuk memasang PLTS atap merupakan wujud nyata dari komitmen perusahaan dalam menerapkan prinsip bisnis berkelanjutan yang memperhatikan lingkungan hidup, sosial, dan tata kelola. Selain itu, perusahaan dapat melakukan penghematan energi yang cukup besar setiap tahunnya.
“Kerja sama antara dunia pendidikan dan dunia industri sangat penting agar para lulusan memenuhi standar dan kebutuhan industri, terutama untuk sektor energi terbarukan yang sedang didorong perkembangannya guna mendukung pencapaian target transisi energi Pemerintah Indonesia,” terang Beny Bandanadjaja, Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Susetyo Edi Prabowo, Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral selaku Ketua Unit Pelaksana Implementasi Proyek RESD mengatakan kolaborasi ini harus terus diterapkan.
“Kolaborasi pentahelix antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat, dan media terus kami terapkan, termasuk dalam proyek RESD, untuk mempercepat dan memperkuat capaian-capaian di sektor energi terbarukan.” jelasnya. (*JL)