CAHAYASIANG.ID, Sangihe – Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe lewat Asisten Pemerintahan dan Kesra, Johanis Pilat yang didampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, (Kaban BPBD) Wandu Labesi, menerima Bantuan Logistik serta Peralatan Siaga Darurat Potensi Erupsi Gunung Awu dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI melalui Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jarwansyah. Penyerahan bantuan tersebut dilaksanakan di ruang kerja Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe pada hari Jumat 30 Agustus 2024.
Dalam penyerahan bantuan tersebut, Jarwansyah menjelaskan bahwa BNPB telah menerima informasi terkait peningkatan aktivitas Gunung Awu sejak April 2024. “Kabupaten Kepulauan Sangihe sudah menetapkan status siaga darurat terhadap aktivitas Gunung Awu sejak April, dengan intensitas kegempaan yang meningkat, meskipun tidak besar, namun kuantitasnya terus bertambah,” ujarnya.
Kehadiran BNPB di Sangihe bertujuan untuk memastikan kesiapan pemerintah daerah dalam menghadapi potensi erupsi Gunung Awu. “Kemarin, kami telah melaksanakan rapat koordinasi bersama Forkopimda, OPD, serta para camat untuk mengevaluasi sejauh mana kesiapan pemerintah daerah jika bencana benar-benar terjadi, meskipun tentu saja tidak kita harapkan,” ungkap Jarwansyah.
Selain koordinasi, BNPB juga memberikan bantuan awal guna memperkuat kesiapsiagaan di Kabupaten Sangihe. Bantuan ini meliputi dana operasional sebesar Rp 250 juta, satu unit kendaraan dapur umum lapangan, serta 17 item logistik dan peralatan pendukung. “Diharapkan, dengan bantuan ini, BPBD setempat dapat segera mengaktifkan posko siaga, sehingga masyarakat merasa lebih tenang dengan adanya persiapan dari pemerintah daerah,” terangnya.
Jarwansyah menekankan pentingnya sosialisasi kepada masyarakat mengenai kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi erupsi. “Kami mendorong pemerintah daerah bersama stakeholder, termasuk TNI-Polri, untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat tentang langkah-langkah yang perlu diambil jika terjadi erupsi. OPD teknis juga sudah dikoordinasikan agar memahami peran masing-masing,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Jarwansyah juga menyoroti kesiapan transportasi, khususnya transportasi laut, mengingat kondisi geografis Sangihe sebagai wilayah kepulauan. “Pembahasan terkait transportasi laut juga telah dilakukan, mengingat transportasi ini sangat penting untuk wilayah Pulau Sangihe,” tuturnya.
Di akhir pernyataannya, Jarwansyah mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan melanjutkan aktivitas seperti biasa, namun tetap waspada. “Aktivitas Gunung Awu memang meningkat, tetapi hingga saat ini belum ada tanda-tanda erupsi. Pemantauan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga semakin intensif, sehingga kami bisa merasa lebih tenang,” pungkas Jarwansyah. (*Anto)