
CAHAYASIANG.ID, MANADO – Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Hermina menuai sorotan. Pasalnya Rumah Sakit yang katanya menyediakan perawatan kesehatannya secara optimal dan profesional, di bawah nilai “Pertumbuhan, Kesehatan, Umur Panjang” tidak sesuai kenyataan.
Keluhan ini datang dari orang tua pasien anak berinisial JL (4) asal kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Dimana Ferdinan yang merupakan ayah dari JL menceritakan awal mula tindakan medis dari pihak rumah sakit tersebut.
“Anak kami dibawa ke RS Hermina pada Kamis, 09 Mei 2024. Di IGD tim medis langsung melakukan pengambilan darah untuk anak kami. Dan hasilnya Leukosit dan Trombosit anak saya turun. Makanya saat itu kata dokter akan di rawat inap. Dan setelah itu suster langsung mengambil tindakan untuk menginfus anak kami. Dua kali gagal, nanti di kali ketiga baru berhasil di infus” ungkap Ferdinan.
Menurut Ferdinan, apa yang dilakukan oleh pihak rumah sakit itu sah-sah saja dan sudah sesuai prosedur. Tapi yang ia sesalkan adalah penanganan dari dokter spesialis anak berinisial JCL.
“Saat itu, anak kami diarahkan oleh dokter tersebut hanya minum oralit, Paracetamol dan obat batuk saja. Singkat cerita sampai hari ketiga, setiap kunjungan selalu dibilang kase minum trus tu oralit. Jangan dulu se minum air putih, karena katanya perut anak saya kembung” ujarnya.
Lanjut Ferdinan menceritakan, kira-kira dihari ke 4, berdasarkan hasil lab Pemeriksaan darah, Leukosit sudah normal, tapi Trombosit masih belum normal.
“Dokter hanya menyuruh minum-minum Oralit. Saat saya tanya apakah anak saya DBD atau tidak? Dokter menjawab anak saya hanya Demam Dengue, bukan berdarah. Mendengar penjelasannya pun kami hanya bingung saja. Trus dihari kelima, dokter tersebut sudah tidak datang, hanya dokter muda laki-laki yang mengatakan pasien sudah bisa pulang. Jadi kami pulang pada Selasa, 14 Mei 2024′ jelasnya.
Setelah itu, menurut Ferdinan, anaknya sudah mendingan. Tapi kemudian pada Selasa, 21 Mei 2024 anaknya kembali Panas yang naik turun hingga saat ini, Jumat 24 Mei 2024.
“Iya, panasnya naik turun sampai sekarang. Bahkan timbul ruam merah dibadan, ditambah batuk dan pilek. Kami tak ada maksud menuduh, tapi seingat kami kalau ngga salah di hari ketiga itu ada pasien anak baru, yang katanya kalau ngga salah terkena campak sehingga harus diisolasi keesokan harinya. Jadi kami takut, dan kami duga, jangan-jangan anak kami terjangkit. Kok bisa, dari pihak rumah sakit langsung kasih satu kamar dengan pasien yang harusnya di isolasi.” Sesalnya sembari menutup pembicaraan karena akan segera bergegas membawa anaknya ke Rumah Sakit lagi tapi bukan di RS Hermina.
Sementara itu, dari Pihak Rumah Sakit saat dikonfirmasi kepada drg Hanna melalui pesan Whatsapp di nomor +62852-9893-3***, mengatakan akan ditelusuri dulu mengenai pasiennya.
“Baik, Pak, Sebelum kami klarifikasi, kami cari tahu dulu mengenai pasien ini ya” singkatnya, Jumat (24/05/24) pukul 17.03 WITA.
Namun saat dikonfirmasi kembali oleh Wartawan pada pukul 19.30 WITA, belum dibalas hingga berita ini tayangkan.
Sementara itu, Ketua Srikandi Sulut Yuni Wahyuni sangat menyayangkan peristiwa ini terjadi di Rumah Sakit yang bisa dikata Rumah Sakit Nasional.

“Rumah Sakit Hermina ini setahu saya ada di beberapa kota di Indonesia. Ini Rumah Sakit skalanya Nasional. Tapi kok bisa yah, pelayanan kesehatan terkesan tidak maksimal. Ada pasien anak yang seharusnya ditangani secara tuntas, namun tidak dilakukan dengan maksimal. Kami dan tim akan turun untuk melakukan investigasi terkait case ini.” Tegasnya sambil berharap masalah seperti ini tidak terulang lagi dikemudian hari karena pasien itu memiliki hak sebagaimana diatur dalam UU Nomor 17 tahun 2023 tentang Rumah Sakit Pasal 276 (*Red)