(CAHAYASIANG.ID) MINAHASA UTARA – “Pak Bupati Joune Ganda, kami tidak minta sembako, kami minta penanggulangan banjir,” teriak Denny Tumbuan Warga jaga dua Desa Kolongan Tetempangan Kecamatan Kalawat Minut yang terdampak banjir Kamis, (03/03:2022) pekan lalu.
Ungkapan ini menyusul pernyataan dua pejabat kompeten, Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jofieta Supit, dan Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat Desa Drs Alpret Pusunggulaa MAP.
Menurut Kaban Jofieta, saat dikonfirmasi terkait penanganan banjir di Perumahan Asabri Desa Kolongan Tetempangan Kecamatan Kalawat. Disebutkan bahwa banjir di Kolongan Tetempangan tersebut adalah akibat sampah yang menutupi drainase.
“Itu cuma karena sampah yang menutupi saluran air, dan kami pihak BPBD sudah turun dan ikut membantu mengeluarkan sampah tersebut. Jadi kami himbau kepada masayarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, apalagi di got,” tukas Supit kepada media ini saat dikonfirmasi pasca banjir.
Ditambahkannya, pihak BPBD tidak memberikan bantuan materil, sebab bantuan pasca bencana ada di Dinas Sosial PMD.
“Di BPBD tidak ada dana bantuan korban banjir, itu ada di Dinsos,” singkat Kaban Supit.
Terpisah, Kadis Sosial PMD, saat ditemui mengatakan, saat ini tidak ada anggaran tersedia untuk korban bencana banjir. Coba cek di Badan Keuangan, mungkin tersedia di sana,” ujar Pusunggula.
Pernyataan dua pejabat Pemkab Minut ini disesalkan oleh warga korban banjir Desa Koltem.
“Pak Bupati, kami tidak minta sembako, kami minta penanggulangan, masa di BPBD tidak ada anggaran penanggulangan bencana banjir, Badan tersebut sangat berkompeten mengurusi teknis bencana. Apakah momenkaltur penanggulangan-nya saja yang terlihat gagah tanpa disertai anggaran pemanggulangan,” berang Denny Tumbuan, warga Koltem jaga dua yang rumahnya menjadi langganan banjir saat ditemui media ini, Kamis,(10/03/2022).
Terpisah, Hans Weol warga terdampak banjir lainnya menyesalkan tidak adanya perhatian Pemkab Minut pasca banjir.
“Apakah harus ada korban jiwa dulu baru pemerintah serius mengangani banjir di sini. Sementara banjir ini sudah berulang kali terjadi,” tandas Weol.
Lanjut dikatakannya, Pemkab Minut melalui instansi terkait BPBD mestinya turun lapangan melakukan kajian mitigasi bencana pasca banjir. Sebab banjir di Asabri ini merupakan banjir kiriman dari desa tetangga, Desa Kalawat dan Desa Kawangkoan Baru yang sudah berulang terjadi. Banjir ini bukan hanya persoalan sampah melainkan ada beberapa penyebab.
“Sangat disesalkan bila hal ini dianggap enteng, ini bukan hanya persoalan sampah, karena wilayah kecamatan Kalawat terdiri dari perumahan dan terus berkembang sehingga persoalan sosial termasuk banjir seringkali terjadi. Kajian mitigasi bencana sangat diperlukan untuk mengatasi banjir ini terjadi lagi,” tandas Weol.
Dirinya berharap Bupati Joune Ganda dan Wakil Bupati Kevin William Lotulung secepatnya menurunkan tim untuk melakukan kajian agar bisa mengatasi bencana banjir yang sangat meresahkan warga ini.
Diketahui pada Kamis, (03/03/2022), 47 kepala keluarga di Desa Koltem rumahnya terendam banjir akibat hujan deras yang turun sekira tiga jam. Hingga saat ini belum ada penanggulangan dari pihak terkait, yang ada Anggota Dewan Minut Effendi Moha yang berkunjung memberikan bantuan makanan siap saji. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun terdapat kerugian meteril, sebab sejumlah parabot rumah tangga dan alat elektronik serta bahan dagangan warung terendam air. (Rub)