
CAHAYASIANG.ID // Tomohon – Masalah yang terjadi di RSU GMIM Bethesda Tomohon belum juga usai. Buntut dari diberhentikannya Direktur dan Para Wakil Direktur di RS tersebut, maka berbagai aksi penolakan dari para karyawan RS Milik GMIM tersebut masih berlangsung hingga saat ini.
Pantauan CSID (cahayasiang.id) di Media Sosial, banyak karyawan yang mengeluh belum menerima gaji, ada juga yang mengeluh soal makanan yang tak layak.
Padahal, sebelumnya, Plt Direktur RSU GMIM Bethesda mengatakan ingin membenahi dan melakukan yang terbaik buat rumah sakit, tetapi sayangnya dia ditolak dan tidak diterima masuk oleh para karyawan.
Selain itu, beredar juga di media sosial melalui akun Facebook RSU GMIM Bethesda Tomohon sedang live, dimana para karyawan sedang melakukan aksi penggalangan dana di jalan raya depan rumah sakit untuk dana makanan pasien.
Menjawab persoalan ini, Yayasa Medika sebagai penanggung jawab rumah-rumah sakit milik GMIM langsung menyambangi RSU GMIM Bethesda Tomohon, Jumat (11/3/2022).
Tampak hadir Ketua Yayasan Medika GMIM Windy Lucas didampingi suami David Sompie yang merupakan Ketua Yayasan GMIM Ds AZR Wenas yang ditugaskan BPMS mendampingi Yayasan Medika. Hadir juga Plt Direktur DR.Dr. Yanti Langi SP.PD (K) dan beberapa Pengurus Yayasan lainnya.
Namun sangat disayangkan, kedatangan rombongan Yayasan Medika tersebut yang hendak membicarakan masalah ini dan mencari jalan keluarnya justru disambut kurang baik dan diteriaki oleh para karyawan yang sudah berkumpul. Bahkan Rombongan Yayasan Medika tersebut tak diizinkan masuk ke Aula RS yang adalah tempat pertemuan rapat.
Ketua Yayasan Medika Windy Lucas dengan mata berkaca-kaca sambil menangis mengatakan bahwa dia hadir di sini karena menyayangi para karyawan. Dan juga untuk membicarakan masalah gaji.
“Kami sangat mengasihi kalian. Kami tetap akan membayar gaji kalian. Diatas segalanya kita masih memiliki Dasar Kasih.” Kata Windy
Namun justru, penjelasan Windy Lucas seringkali terdengar teriakan Kembalikan REM. Diketahui, REM adalah singkatan dari Ramon, Ellen dan Maryo yang adalah Direksi lama dari RSU GMIM Bethesda Tomohon.
“Berikan kami kesempatan bicara dulu. Bagaimana kami mau buat penjelasan, sementara kami datang hanya terus diteriaki. Kami kemari untuk membicarakan gaji bulan Februari. Itu sudah kami siapkan dan segera dibayar” Jelas Windy
Karena situasi yang tidak memungkinkan, maka Windy Lucas dan rombongan langsung bergegas meninggalkan Rumah Sakit, dan tampak Ketua Yayasan Medika tersebut menangis saat memasuki mobil dan ditenangkan oleh beberapa pengurus Yayasan Medika lainnya.
Kejadian penolakan ini menuai kritik dari Warga GMIM. Yudha Lantjandu, Pemuda asal Malalayang ini menyesalkan sikap para karyawan Rumah Sakit tersebut.
“Di FB mereka mengeluh, belum terima gaji lah, makanan tak layak lah, bahkan sampai menggelar aksi pengumpulan dana di jalan raya depan RS. Nah, disaat Yayasan Medika hadir untuk kesekian kalinya membicarakan solusi, Eh… lagi-lagi ditolak dan diteriaki balikin REM. Ini aneh bin ajaib.” Kritik Wakil Ketua Komisi Pemuda di Malalayang ini.
Hal senada dikatakan Joel Poli. Ia mempertanyakan sikap penolakan tersebut.
“Di Medsos saya membaca semua mengeluh. Apakah postingan mereka di medsos itu hanya untuk mendapat empati dan simpati warganet saja? Bahkan banyak kali saya membaca mereka menyalahkan Yayasan dan BPMS. Ketika Yayasan datang membahas solusi kok di usir dan diteriaki? Saya curiga ini ada yang memprovokasi. Ingat, Rumah sakit itu bukan milik pribadi, itu ada penanggung jawab dan pengelolanya. Ada organisasinya. Segala keputusan yang dibuat pasti itu ada dasarnya.” Ujar Ketua Pemuda Wilayah Manado Sentrum ini. (Redaksi)