
CAHAYASIANG.ID, Sangihe – Situasi peredaran narkoba di Sangihe cukup memprihatinkan, terutama untuk obat keras dan zat adiktif seperti lem Eha-bon. Meskipun peredaran narkotika masih dianggap minim, Namun obat keras cukup marak beredar di kota Tahuna dan sekitarnya. Hal ini terungkap saat Media Cahayasiang.id bertandang ke ruang kerja Kepala BNN Sangihe Melky Tuwankotta pada Senin (10/06/24).
Dirinya menyatakan peran serta masyarakat sangat membantu dalam upaya meminimalisir perkembangan penggunaan narkotik dan obat terlarang di Kepulauan Sangihe.
“Saya mengimbau kepada masyarakat agar segera melaporkan kepada pihak berwajib seperti Kepolisian atau kepada kami pihak BNN, kalau mengetahui ada pemuda remaja yang memakai dan menggunakan obat keras atau zat adiktif ini,” ungkap Tuwankotta.
“Karena menjadi kebiasaan masyarakat disini walaupun mereka sudah mengetahui ada yang menggunakan obat terlarang dan zat adiktif ini, mereka tidak mau memberitahu atau melaporkan kepada pihak berwajib,” lanjutnya.
Memang dari pihak BNN sudah melakukan sosialisasi baik di masyarakat, mulai dari pemuda dan remaja, serta ibu-ibu di kelurahan maupun desa. Juga melibatkan dunia pendidikan dalam upaya pencegahan ini.
Selain sosialisasi di lapangan, BNN menggunakan media elektronik dan non-elektronik untuk menyampaikan pesan pencegahan narkoba. Media elektronik seperti RRI yang memberikan himbauan setiap pagi, serta kerja sama dengan media lokal, membantu menyebarkan informasi tentang bahaya narkoba. Sedangkan media non elektronik ialah Pemasangan spanduk dan baliho juga menjadi bentuk kampanye pencegahan.
Media sosial juga dimanfaatkan oleh BNN Kabupaten Sangihe untuk menyebarkan informasi pencegahan narkoba. Melalui platform ini, diharapkan bisa menjangkau lebih banyak masyarakat, khususnya generasi muda yang lebih aktif di dunia maya. Dan bisa menyadarkan mereka dari bahaya penggunaan obat terlarang ini. (*Anto)