Cahayasiang.id, MANADO – Sepanjang pekan ini, harga makin ambles 3,78% secara point-to-point. Ini menunjukkan, harga emas dunia mencatatkan penurunan selama empat pekan beruntun.
Pada penutupan perdagangan Jumat (8/7) kemarin, seperti dilansir dari CNBC, harga emas dunia menguat cenderung tipis 0,13% ke level US$ 1.741,8/troy ons.
Kekhawatiran akan resesi nampaknya masih belum mampu melawan komitmen bank sentral Amerika Serikat (AS) untuk menahan laju inflasi.
Dalam lima hari perdagangan pada pekan ini, emas hanya menguat selama dua hari, itu pun juga cenderung tipis-tipis dan terjadi dua hari menjelang akhir pekan ini.
Harga emas dunia bergerak fluktuatif terjebak di antara risiko resesi yang meningkatkan minat beli emas dan kenaikan suku bunga untuk melawan inflasi.
Penyebab pelemahan emas ini masih dipicu oleh menguatnya dolar AS. Indeks dolar AS atau Dollar index (DXY) pada Jumat kemarin, menyentuh 107,07. Ini sedikit melemah jika dibandingkan pada hari sebelumnya di 107,13. Meski begitu, Dollar Index masih berada di zona tertingginya dalam 20 tahun terakhir.
“Harga emas saat ini terjebak antara tarik menarik faktor kekhawatiran resesi dan penguatan dolar AS. Dolar AS kini lebih banyak dijadikan pilihan dan emas masih rentan terhadap potensi pelemahan karena melemahnya permintaan. Titik kunci pergerakan emas kini ada di US$ 1.690 per troy ons,” tutur analis dari Standard Charted, Suki Cooper, seperti dikutip dari Reuters.
Pergerakan emas mulai sedikit membaik pada perdagangan akhir pekan ini setelah dirilisnya data ketenagakerjaan AS pada bulan lalu.
Data penggajian non pertanian (non-farm payrolls/NFP) AS pada bulan lalu meningkat menjadi 372.000, lebih baik dari ekspektasi pasar dalam polling Dow Jones yang memperkirakan kenaikan 250.000.
Sementara itu, tingkat pengangguran di Negeri Paman Sam pada bulan lalu tidak mengalami perubahan dari periode Mei lalu, yakni masih sebesar 3,6%, sesuai dengan perkiraan pasar dalam polling Dow Jones.
Sebelumnya pada Kamis lalu waktu AS, data klaim tunjangan pengangguran mingguan untuk periode pekan yang berakhir 3 Juli 2022 naik menjadi 235.000 klaim, tertinggi sejak 15 Januari lalu. Rilis tersebut juga lebih tinggi dari hasil survei yang dilakukan Dow Jones sebesar 230.000 klaim.
Di lain sisi, analis pasar Reuters, Wang Tao mengatakan titik support emas kini di harga US$ 1.737 per troy ons. Jika emas melemah dan melewati titik tersebut maka emas bisa terus ambruk ke kisaran US$ 1.711-1.721 per troy ons. (ak)