(CAHAYA SIANG.ID) MINAHASA – Antusias yang luar biasa ditunjukan pecinta alam Sulut dalam mengikuti upacara bendera pada HUT proklamasi RI ke-77 yang digagas oleh Kebersamaan Pegiat Alam se-Sulut yang dipromotori oleh Ibrahim Kadir sebagai Ketua Umum Kelompok Pecinta Alam Langowan (Kpalang) yang digelar Rabu, (17/08/2022) di Camping Ground Pinus Dua Gunung Soputan Desa Pinaberengan Selatan Kecamatan Tompaso Kabupaten Minahasa.
Dari data yang ada, kurang lebih 2.500 orang dari kabupaten/kota se-Sulut, baik yang memiliki wadah organisasi pecinta alam maupun freelance hadir dan mengikuti upacara ini dengan hikmat. Upacara dilaksanakan pada jam 09.00 wita. Peserta upacara berbaris di tempat yang telah disediakan, sementara peserta lainnya berdiri di sekitar tenda yang terdapat di lokasi upacara. Uniknya didalamnya terdapat bayi berusia satu setengah bulan yang sengaja dibawa ibunya ikut naik ke basecamp Pinus Dua.
Petugas upacara yang terdiri dari sejumlah komunitas pecinta alam yang menjadi panitia pelaksana melakukan tugas mereka dengan baik. Benderapun berkibar dengan gagahnya di Camping Ground yang konon pernah menampung sekira 11 ribu pendaki pada tahun 90-an.
Sebelumnya kebersamaan pegiat alam ini telah membentangkan bendera raksasa berukuran 60×20 meter. Ibrahim Kadir selaku promotor pelaksana upacara sangat bergembira dan puas dengan antusias peserta upacara.
“Upacara yang digelar ini merupakan hasil kerja Kebersamaan Pegiat Alam Se-Sulut, dimana momentum HUT Kemerdekaan RI ke-77 ini memberi kesempatan kepada seluruh pecinta alam Sulut menjalin silaturahmi sekaligus menghayati nilai kemerdekaan, terutama saat pandemi Covid-19 mulai menurun,” tukas Kadir.
Lanjut dikatakannya,dirinya berharap, dengan dilaksanakannya upacara ini, seluruh pecinta Sulut dapat bersatu bahu membahu melaksanakan tujuan bersama ikut menjaga dan melestarikan alam ciptaan Tuhan.
Terpisah Ketua FKPA(Forum Komunikasi Pecinta Alam) Sulut Nanfie Tagah SiP saat ditemui media ini mengaku sangat mengapresiasi akan gelaran upacara yang sukses dilaksanakan oleh panitia.
“Kali ini FKPA Sulut turut hadir dalam giat upacara yang dilaksanakan, kami tentunya bangga dan mengapresiasi serta mensuport penuh pelaksanaan upacara ini. Kedepan kiranya kita makin meningkatkan pelaksanaan giat seperti ini sehingga kita makin solid menjaga kebersamaan sekaligus mencapai cita-cita bersama menjaga alam semesta. Sekaligus juga kita menghayati makna kemerdekaan ke-77,” ujar Tagah yang didampingi Sekretaris Umum FKPA Alexander ‘Chule Daud dan sejumlah jajaran pengurus FKPA.
Usai upacara, acara dilanjutkan dengan lomba 17 agustus-an, yakni lomba tarik tambang, lari kelereng, lari karung dan lomba bakuku (berteriak) eeaauu. Cara berteriak yang mulai viral dan digunakan pada tahun 1990-an. Lomba ini dilaksanakan oleh FKPA Sulut yang pelaksanaannya dipimpin langsung oleh Achmad Bagenda yang juga sebagai Ketua FKPA Kota Manado. Juara lomba ini memperoleh hadiah alat-alat pendakian seperti Hamock, treking pool, dan kursi.
Acara upacara Peringatan HUT Proklamasi ke-77 ini sukses terselenggara atas hasil kerjasama sejumlah komunitas pegiat alam yang terdiri dari.
Kelompok Pecinta Alam Langowan (Kapalang), Kelompok Pencinta Alam Bebas Garuda, KPA Hijau Bebas, KPA Imanga, KEPAL Keluarga Pecinta Alam, KPA Slanker Salak, Pecinta Alam Rajawali Tomohon, KPA Rimbowka, Manguni Adventure, KPA Mentari, KPA Awan Panas, KPAB Tunas Baru Manado, Generasi Petualang Gelang Rimba, Pecinta Alam dan Satwa Wanasylva, KPAB Grandfunk, KPAB Pantera Leo Adventure, Lovers Mountain Club LMC, Aliansi Pecinta Alam Se-Sulut, KPA Maesa Lolombulan Minsel, Petualang Alam Bebas Jejak Melangkah PAB-JMK, KPAB Impesa Tomohon, Forum Pegiat Alam Watuliney Molompar Mitra, Adventure Lolombulan Poopo Minsel, Naluri Pegiat Alam Sejati Minut, Kelompok Pecinta dan Pelestari Alam Edelweis, KPAB Vulcanic Manado, Satwa Simpatisan Alam Desa Wanga, KPAB Elang Tompaso Minahasa, KPA Tunas Kelapa, Green Explorer, KPAB Volcano, Geplak Manado, Komunitas Generasi Pecinta Alam Ratatotok Mitra, Pegiat Pecinta Alam Sulut, Pecinta Alam Pina’etakan. (Rub)