CAHAYASIANG.ID, Jakarta – Ketua Umum Relawan Beta Gibran, Twedy Ginting, menyesalkan adanya pihak-pihak yang berusaha melakukan framing busuk gugatan batas usia minimal Cawapres semata-mata ditujukan atau sebagai karpet merah bagi Walikota Solo Jawa Tengah, Gibran Rakabuming Raka.

Menurut Ketua Umum Presidium GMNI Periode 2011-2015 menilai, Sangat berbahaya karena menutup jalan bagi generasi muda berprestasi dan potensial, untuk tampil menjadi pemimpin nasional.
Sambungnya, Ia menambahkan, Padahal di berbagai belahan dunia banyak negara yang sudah memberikan kepercayaan atau ruang bagi generasi muda.
“Pihak-pihak itu, melakukan framing seolah-olah pemohon gugatan hanya bertujuan memberi karpet merah bagi Mas Gibran. Aspek capaian kinerja atau prestasi tak dilihat sama sekali. Generasi muda tak dapat kesempatan tampil,” kata Twedy Ginting, Sampai ke media ini, Jumat (13/10/2023).
CONTOHKAN GEORGIA, FINLANDIA DAN SELANDIA BARU
Twedy Ginting memberikan beberapa contoh, Perdana Menteri (PM) Georgia, Irakli Garibashvili (31 Tahun), PM Finlandia, Sanna Marin (34 Tahun) dan PM Selandia Baru, Jacinda Andern (33 Tahun).
“Tiga anak muda itu dipercaya untuk menduduki jabatan strategis dalam pengelolaan negara,” jelasnya.
PERJALANAN BANGSA INDONESIA TAK LEPAS DARI PERAN ANAK MUDA
Setelah itu, Berkaca kepada perjalanan bangsa Indonesia, Twedy Ginting menguraikan, Perjuangan kemerdekaan tak bisa dilepaskan dari peran anak muda.
“Anak muda juga berperan di era kemerdekaan,” tegasnya.
Dirinya mengingatkan, Beberapa waktu terakhir peran anak muda untuk bisa menjadi bagian penting pembangunan bangsa belum mendapat porsi ideal.
“Padahal saat ini, Indonesia sedang menyongsong bonus demografi dengan banyaknya generasi muda yang produtif,” tandasnya.
Mengejahwantahkan Pemikikirannya, Twedy Ginting membeberkan sejumlah fakta, Sudah mulai terlihat dari dominasi pemilih muda di Pemilu 2024 yang mencapai 52%.
“Framing yang sering kita dengar, generasi milenial dan generasi Z adalah anak ingusan, belum cukup umur, anak karbitan, serta harus banyak belajar,” urainya.
GIBRAN DAN BOBY NASUTION SECARA KINERJA BERKAPASITAS
Jebolan GMNI itu mencoba membuka cakrawala berpikir dengan menuturkan, Padahal sudah muncul sejumlah figur muda yang peduli dan mau terjun di jabatan-jabatan publik-pemerintahan.
Jebolan Organisasi Mahasiswa berjargon Pejuang-Pemikir dan Pemikir-Pejuang ini kembali mencontohkan, Seperti Gibran yang menjadi Wali Kota Solo, dan Boby Nasution, yang menjadi Wali Kota Medan. Secara kineja, mereka bisa membuktikan kapasitas.
“Banyak generasi milenial yang terbukti berprestasi, salah satunya Mas Gibran,” tutupnya.(*RS)