CAHAYASIANG.ID, Manado – Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI Moeldoko melalui, Plt Kepala Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP) Wandy Tuturoong memberitahukan, ada 8 Tenaga Ahli Kantor Staf KSP mengajukan cuti, 1 nantinya akan cuti, dan 1 mengundurkan diri, Senin (20/11) kemarin.

Hal itu disebabkan, karena mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif (Caleg) di Pemilu 2024.
Dia juga memberikan daftar nama-nama anggota staf di lingkungan KSP yang akan berpartisipasi dalam pemilihan umum legislatif (Pileg) mendatang, Siapa saja mereka?
- Dedy Irawan, Tenaga Ahli Muda Kedeputian I (PAN)
- Usep Setiawan, Tenaga Ahli Utama Kedeputian II (PDI Perjuangan)
- Endah Sricahyani Sucipto, Tenaga Ahli Madya Kedeputian II (PDI Perjuangan)
- Ali Mochtar Ngabalin, Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV (Golkar)
- Handoko, Tenaga Ahli Madya Kedeputian IV (Golkar)
- Ngatoilah, Tenaga Ahli Madya Kedeputian IV (PPP)
- Asep Cuwantoro, Tenaga Ahli Muda Kedeputian IV (PKB)
- Ade Irfan Pulungan, Tenaga Ahli Utama Kedeputian V (PPP)
Selain itu, seorang Kepala deputi IV dari KSP, Juri Ardiantoro, telah bergabung dengan tim sukses pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Diketahui, Juri Ardiantoro telah mengajukan pengunduran diri.
Selanjutnya, ada Jaleswari Pramodhawardani yang tak lain merupakan Kepala Deputi V KSP.
Sebagai Informasi, Jaleswari Pramodhawardani adalah anggota tim yang sukses dari Ganjar Pranowo-Mahfud MD, tetapi ia tidak mengundurkan diri, tetapi akan mengajukan cuti.
Merespon langkah para anak buah Moeldoko tersebut, Ketua BETA GIBRAN Sulawesi Utara (Sulut), Erick Mongisidi mengapresi sikap Mantan Kepala Deputi IV Juri Ardiantoro memilih mundur.
Menurut Dirinya, Sikap Pak Juri menjadi teladan sekaligus bukti etika baik tak mau menyalahgunakan kekuasaan sebagai punggawa di Istana Negara guna mendukung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
“Secara hukum atau aturan secara eksplisit memang tidak ada aturan yang melarang pejabat negara harus mundur dari jabatannya untuk terlibat aktif di Pilpres 2024, apalagi bicara Istana Negara. Isu keberpihakan rawan gorengan pihak-pihak tak senang” kata Erick Mongisidi.
“Tapi mengingat isu netralitas perangkat negara yang digunjingkan berbagai pihak, memenuhi ruang publik. Baiknya mundur agar nama baik Istana, maupun Presiden Jokowi terjaga. Satu kata buat Pak Juri Ardiantoro, Teladan,” sambung Erick Mongisidi. (RS)