(Cahayasiang.id), MANADO – Uskup Keuskupan Manado, Mgr. Benedictus Rolly Untu turut ambil bagian bersama peserta dan umat, dalam Pelatihan Pembuatan Eco Enzym di Desa Tambala, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa, pada Selasa (23/8) lalu. Pada kesempatan itu, Mgr Rolly Untu juga memimpin Misa Ekologis di Gereja Stasi St. Rafael Tambala.
CU Kamberu bersama Ordo Fransiskan Sekular Manado (Embrio Tambala) selaku penyelenggara pelatihan, yang diwakili Jonas Adam mengatakan, Mgr Rolly Untu kagum dan senang diberikan kesemptan belajar membuat Eco Enzym.
“Bapa Uskup mengatakan baru tahu bahwa Eco Enzym banyak manfaatnya dan ingin menggunakannya dalam berbagai kebutuhan harian di Rumah Uskup, seperti untuk cuci piring dan membersihkan lantai,” ucapnya.
![](https://i0.wp.com/cahayasiang.id/wp-content/uploads/2022/08/index-900x570.jpg?resize=557%2C353&ssl=1)
Menurut Adam, kegiatan ini merupakan bentuk kerjasama antara Komisi JPIC dan Tim Laudato Si Keuskupan Manado, Ordo Fransiskan Sekular Manado, CU Kamberu, serta anggota DPRD Kab. Minahasa, Lucia Taroreh. “Narasumbenya adalah Suster (Sr) Regina Fofid DSY dan tim Animasi Laudato Si Keuskuoan Manado,” ungkapnya.
DIkatakan Adam, Eco Enzyme merupakan hasil dari fermentasi limbah dapur organik semisal ampas buah dan sayuran, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan juga air. Carian ini memiliki warna cokelat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang cukup kuat.
Eco enzyme bisa menjadi cairan serbaguna dan pengaplikasinya meliputi rumah tangga, pertanian, atau untuk peternakan. Pada dasarnya, eco enzyme ini akan mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna menggunakan ampas buah atau sayuran. Pengolahan sampah organik ini bisa menjadi salah satu cara manajemen sampah yang memanfaatkan sisa-sisa dapur untuk sesuatu yang sangat bermanfaat.
Selain itu, Eco Enzym adalam cairan ramah lingkungan. Pasalnya, pada awal pembuatan eco enzyme, prosesnya akan melepaskan gas ozon yang bisa mengurangi karbon dioksida di atmosfer yang memerangkap panas di awan. Jadi, eco enzyme juga bisa mengurangi gas rumah kaca dan mencegah efek rumah kaca yang berlebihan yang berujung pada pemanasan global.
Enzim ini akan mengubah amonia menjadi nitrat (NO3), yakni hormon alami dan nutrisi untuk tanaman. Sementara itu, eco enzyme juga akan mengubah karbon dioksida menjadi karbonat (CO3) yang bermanfaat bagi tanaman laut dan kehidupan laut.
“Mewakili penyelenggara, terima kasih diucapkan kepada Pastor Paroki Hati Kudus Yesus Tamawangko Wilfrids Siunta Pr yang mendukung penuh kegiatan ini, Pastor Joy Derry Pr selaku Ketua Pengurus CU Kamberu, Pastor Rhein Saneba Pr selaku Ketua Pengawas CU Kamberu, Pastor Eky Lalio Pr selaku selebran Misa Ekologis, serta Frater Diakon Dedianus Pati Pr selaku Aspri Uskup,” tutup Adam. (ak)