
CAHAYASIANG.ID, Jakarta – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mempunyai gaya komunikatif, keberanian dalam mengambil kebijakan, sekaligus punya momentum publik.
Pengamat Politik Rizal Malaranggeng melihat, Menteri Keuangan itu dia mengurusi angka-angka, tapi dalam demokrasi yang matang angka-angka itu adalah refleksi dari sikap politik.
“Karena itu, the highest officier of politics itu adalah Menteri Keuangan. Menteri keuangan jangan main-main lo, kalau tradisi parlemen Westminster Inggris itu sebelum jadi Perdana Menteri biasanya, jadi Menteri Keuangan dulu; chancellor of the exchequer,” ungkap Konsultan Politik dari Gubernur Maluku Utara sekarang, yakni Sherly Tjoanda Laos, di Unggah komisidotco, Minggu (12/10/2025) malam.
Mari kita lihat latar belakang Presiden/Perdana Menteri, dengan latar belakang sebagai Menteri Keuangan terlebih dahulu:
- Winston Churchill (PM Inggris 1940-1945)
- Nicolas Sarkozy (Presiden Prancis 2007-2012)
- Fernando Henrique (Presiden Brazil 1995-2003)
- Pranab Mukherjee (Presiden India 2012-2017)
- Najib Razak (PM Malaysia 2008-2018)
- Anwar Ibrahim (PM Malaysia 2022-Sekarang)
- Santiago Pena (Presiden Paraguay 2023-Sekarang)
- Lawrence Wong (PM Singapura 2024-Sekarang)
Kenapa Bisa Jadi Next Presiden?
Momentum Awal dan Visibilitas Publik
- Rekam jejaknya sebagai ekonom yang cukup dikenal dalam lingkungan birokrasi dan sektor keuangan.
- Penunjukan sebagai Menteri Keuangan meningkatkan eksposur publiknya secara nasional.
Analogi Dengan Jokowi (2012-2014)
- Jokowi sebelum menjadi Presiden adalah figur lokal, gerakan rakyat plus citra bersih. Kombinasi itu yang menarik Dimata publik.
- Jika Purbaya bisa mempertahankan citra murni ekonom, penggerak kebijakan plus mendekat ke akar rakyat itu bisa menjadi modal kuat.
Gaya Komunikasi dan Keberanian Opini
- Purbaya dikenal sebagai ekonom yang blak-blakan, misalnya dia sempat berkata “jangan percaya IMF, tanya saya saja”.
- Gayanya tegas dan tidak diplomatis berlebihan, sangat bisa menarik simpati publik yang bosan dengan politik normatif.
Aksi Kebijakan Yang “BERANI”
- Dia sudah memulai langkah besar injeksi dana sebesar 200 triliun rupiah ke sistem keuangan guna memacu aktivitas ekonomi.
- Ada ekspektasi bahwa dia bisa mempercepat relokasi anggaran ke daerah dan stimulus lokal untuk menutup defisit. (red)




