CAHAYASIANG.ID, Minahasa – Instalasi Pemanenan Air Hujan (IPAH) yang diprakarsai oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Tondano kini memberikan harapan baru bagi masyarakat Kelurahan Tataaran Patar, Kecamatan Tondano Selatan, Kabupaten Minahasa. Kegiatan ini mencakup pemasangan sistem IPAH dan sumur resapan, bertujuan untuk mengatasi kesulitan akses i
Lurah Tataaran Patar, Roland Giroth, menjelaskan bahwa pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh kelompok yang ditunjuk oleh BPDAS Tondano. “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, terutama bagi keluarga yang menerima bantuan,” katanya. Jumat (4/10/2024)
Salah satu warga, Iban Vocke, mengungkapkan rasa syukurnya. “Kami sering membeli air karena pasokan dari PAM terhenti selama dua tahun. Dengan adanya bantuan ini, beban kami berkurang. Sebelumnya, kami harus mengeluarkan 50 ribu rupiah setiap minggu untuk satu tong air,” jelasnya.
Dengan pengawasan BPDAS Tondano, diharapkan kegiatan ini tidak hanya menjadi solusi sementara, tetapi juga mendukung keberlanjutan akses air bersih di Tataaran Patar di masa mendatang. Kehadiran IPAH diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Ditempat terpisah, Kepala BPDAS Tondano, Bambang Hendro Joewono menyampaikan bahwa
Instalasi Pemanenan Air Hujan adalah teknologi sederhana dalam rangka konservasi air, terutama dalam memanfaatkan air hujan. IPAH dikenalkan pertama kali oleh Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. Dalam perkembangannya, BPDAS ikut mengembangkan IPAH hampir diseluruh pelosok Indonesia yang mengalami kesulitan air bersih.
Pemanenan air hujan merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan air hujan yang berasal dari atap bangunan, permukaan tanah, jalan yang dimanfaatkan sebagai salah satu sumber suplai air bersih.
Pada Desa Tataaran Patar, IPAH dibangun dengan memanfaatkan atap rumah sebagai tangkapan airnya.
Ada tiga komponen pada pemanenan air hujan, yaitu permukaan atap untuk tangkapan air hujan, talang untuk alat penyaluran air hujan ke tempat penampungan, dan tandon air untuk tempat penyimpanan air.
Air yang tersimpan pada tandon dapat dimanfaatkan untuk kegiatan sehari-hari seperti air baku konsumsi, mencuci, menyiram tanaman, atau kegiatan lain.
IPAH dan Sumur Resapan bermanfaat mengurangi risiko bencana yang kemungkinan terjadi saat musim hujan seperti bencana banjir akibat derasnya aliran permukaan, mengurangi beban biaya pembelian air bersih, menjaga ketersediaan air tanah dan dapat menumbuhkan mata air pada daerah dibawahnya.
Kami berharap, semoga IPAH dan sumur resapan dapat terbangun lebih banyak lagi di Sulawesi Utara melalui sumber dana APBN, APBD maupun sumber dana lain, tutupnya.(*Ivan)