(CAHAYASIANG. ID) BITUNG – Beberapa hari lalu Ketua DPK PKP Kota Bitung, Nabsar Badoa memberikan keterangan dan klarifikasi terkait bantuan Pabrik Es dan Cold Storage di Kelurahan Batuputih.
Saat ditemui wartawan di kediamannya pada Jumat (14/1/2022), Badoa menjelaskan, persoalan ini bermula saat bantuan dari Pemerintah Pusat kepada Disperindag Kota Bitung tahun 2005 berupa mesin pembuat es balok dan Cold Storage, serta mesin genset yang dikelola oleh kelompok warga Kelurahan Batuputih Kecamatan Ranowulu di tahun 2015, sudah rusak dan tidak bisa dipergunakan lagi.
Selanjutnya, ia dihubungi pegawai Disperindag Bitung untuk membantu mengelola pabrik es dan mini Cold Storage yang tidak lagi berfungsi tersebut. Dirinya setuju dan dibuatkan berita acara penyerahan/pengalihan tanggung jawab dari Christiano Kansil,warga Kelurahan Madidir Weru Kecamatan Madidir sebagai pengelola pertama, kepada dirinya sebagai pihak kedua, yang ditandatangani di atas meterai,
“Proses penyerahan disaksikan langsung oleh Kadis Perindag saat itu.” ungkap Badoa.
Ia melanjutkan,, dalam proses pengalihan pengolahan dan tanggung jawab bantuan yang tertera dalam surat pengalihan menyebutkan, sejumlah ketentuan yang diantaranya menyebut, pihak kedua (Nabsar Badoa, red) akan memindahkan mesin dan peralatan lainnya tersebut ke Kelurahan Madidir Unet untuk diperbaiki.
Setelah menanda tangani surat pengalihan, Badoa mengaku menyerahkan sejumlah uang kepada pihak pertama untuk menyewa orang dan kendaraan, guna pemindahan barang-barang yang terkait dalam perjanjian, ke lokasi baru di Madidir Unet.
“Tidak ada jual beli, yang ada saya meminta pihak pertama membantu mengangkut barang barang dari lokasi awal di Kelurahan Batuputih ke Madidir,” ucap Badoa, sembari mengungkap bahwa dirinya waktu itu mendokumentasikan sejumlah peralatan tersebut termasuk kondisi saat diangkut.
“Dalam dokumen pengalihan ada foto dokumentasi proses pemindahan peralatan, termasuk kondisi genset yang rusak berat berikut alat pencetak es balok yang sudah rusak dan berkarat,” ujarnya.
Menurut Badoa, barang dan perlatan tersebut hingga kini masih ada di rumahnya, dengan hanya Cold Storage saja yang masih berfungsi setalah diperbaiki, Sedangkan peralatan lain seperti genset dan cetakan es balok tidak bisa diperbaiki karena ongkosnya mahal.
Persoalan lain timbul saat diketahui bahwa lokasi tanah pabrik es balok dan Cold Storage di Kelurahan Batuputih ternyata bukan aset Pemkot Bitung, melainkan tanah pribadi milik orang lain.
“Kalau soal satu unit Cold Storage bantuan yang saya gunakan itu, saya sudah akui kepada pihak Kejaksaan. Namun itu juga tidak berpengaruh pada bisnis saya karena saya punya 6 unit Cold Storage pribadi,” jelas pengusaha sukses di bidang perikanan ini.
Soal pemindahan barang peralatan ke Madidir menurut Badoa, sebagai pebisnis saat itu, dirinya akan rugi jika cold storage dan pabrik es balok tetap di tempat semiula, sebab ongkos produksi terlalu tinggi jika menggunakan genset.
“Jika dihitung harga jual saat itu, omzet dari produksi es balok hanya senilai 900 ribu per harinya. Sementara ongkos BBM genset bisa mencapai angka jutaan rupiah per hari. Pernah mau menggunakan listrik PLN, namun ternyata harus beli trafo sendiri yang nilainya ratusan Juta, dan sarana kabel harus 3 Fas. Sedangkan kondisi saat itu di Kelurahan Batuputih belum ada,” imbuh Nabsar.
Disentil soal hak pengolahan yang seharusnya untuki kesejahteraan warga Batuputih, Badoa mengaku bingung. Pasalnya, ia hanya dimintai tolong karena pabrik es dan mini Cold Storage memang sudah tidak lagi bisa berproduksi.
Badoa mengatakan, jika ada pihak yang mau mengelola, dirinya memperilahkan, “Ambil barangnya di tempat saya. Ada semua karena barang itu tidak digelapkan. Mini Cold Storage dan genset yang kondisinya sudah memang rusak masih ada sampai sekarang, silahkan dicek. Mau dipulangkan juga kan bingung tanah lokasi pabrik bukan milik pemerintah melainkan milik pribadi orang lain,” ungkap Badoa.
Dilain pihak, upaya konfirmasi yang dilakukan awak media kepada Kepala Kejaksaan Negeri Bitung, Frankie Son, SH,MM,MH, belum menuai hasil. Hingga berita ini dibuat, pesan WhatsApp yang dikirimkan masih belum dibalas.(PAU)