CAHAYASIANG.ID, SULUT – Akademisi Tata Kepemiluan Ferry Daud Liando memberikan pandangannya mengenai debat kandidat di Pilpres 2024.

Kepada media ini, Selasa (5/12/2023), Punggawa Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) juga mengatakan, Diharapkan debat itu bertujuan untuk adu gagasan terkait alternatif kebijakan yang paling rasional, dan paling di butuhkan.
“Debat bukan seperti ujian skripsi, mencari siapa yang paling pinter, tetapi siapa yang menawarkan alternatif kebijakan paling di butuhkan. Debat Pilpres tidak untuk menawarkan program. Karena program negara telah tercantum dalam UU 25 tahun 2004 tentang perencanaan pembangunan baik program jangka pendek, ataupun program jangka panjang. Debat hanya sebatas mana program yang paling prioritas dan bagaimana strategi agar tujuan program itu terwujud guna kepentingan kesejahteraan masyarakat,” ujar Ferry Daud Liando.
Dia kemudian menambahkan, Prioritas program perlu di perdebatan, karena program dalam rencana pembangunan nasional sangat umum, sehingga perlu pilihan prioritas yang perlu di dahulukan.
“Prioritas program mana yang paling di butuhkan, harus jadi bahan perdebatan. Prioritas bukan hanya pada aspek pilihan program yang di paling di butuhkan, akan tetapi berkaitan dengan prioritas pembangunan kewilayahan. Apakah prioritasnya fokus ke pulau Jawa, atau fokus di luar pulau Jawa. Dua pilihan fokus wilayah ini perlu jadi bahan perdebatan,” kata Ferry Daud Liando.
Setelah itu, Dirinya juga menjelaskan, Kemudian karena program negara sudah di patenkan melalui program jangka panjang, dan jangka pendek.
Menurutnya, Dalam UU perencanaan nasional maka materi debat bukan lagi mempertentangkan program akan tetapi perdebatan soal strategi atau metode untuk pencapaian tujuan program.
“Strategi perlu di perdebatkan dalam Pilpres, karena berkaitan dengan inovasi atau terobosan. Sebab selama ini banyak tujuan program nasional tidak tercapai, karena salah dalam merumuskan strategi pencapaian,” ucap Ferry Daud Liando. (DYW)