CAHAYASIANG.ID, Talaud – Dunia penuh dengan orang orang baik. Kalau kamu tidak menemukanya dilingkungan hidupmu, jadilah salah satu dari orang orang yang terkenal baik itu, ungkapan seorang pesohor yang pernah menjadi pemimpin dunia yakni Abraham Lincoln menjadi tajuk pembuka saat mulai melakukan wawancara dengan seorang figur teladan dalam hal memperjuangkan kepentingan rakyat.

Baginya kebahagiaan tercipta bukan hanya dari harta dan tahta tapi keiklasan dan keterbukaan hati dalam memenuhi kehendak rakyat menjadi esensi dari seorang pemimpin yang sesungguhnya.
Dia adalah Velma Reikee Malaa, S. Th (VRM), Wanita kelahiran Talaud (Mamahan) 26 Juni 1979. Ia dikenal lantang bersuara saat kepentingan rakyat diabaikan dan tak mengenal kompromi ketika harus bersentuhan dengan keselamatan rakyat kecil, bahkan Ia pernah dilaporkan Penguasa di Talaud ke Pihak Kepolisian dan Dewan Kehormatan DPRD tiga tahun silam, karena Ia berani melayangkan kritikan kepada Bupati Talaud, Elly Lasut yang melakukan aktifitas sehingga mengakibatkan kerumunan di Pulau Sara di era pandemi padahal himbauan tentang pembatasan aktifitas yang mengakibatkan kerumunan salah satunya datang dari Pemda Talaud justru Bupati Talaud sendiri yang melanggarnya ketika itu.
Sebagai sorang jurnalis yang sering menulis berbagai ketimpangan sosial, Sosok Velma Reikee Malaa (VRM) “Visioner & Melayani” menjadi sosok panutan dalam hal keberanian dan nyali saat memperjuangkan kepentingan publik.
Masih sangat lekat dalam ingatan masyarakat terlebih awak media tentang bagaimana getolnya sosok VRM memperjuangkan anggaran untuk ganti rugi lahan masyarakat kecamatan Gemeh pada APBD Talaud tahun 2023 yang porak poranda akibat proyek serampangan dari Pemda Talaud yang bernama KEK.
Namun sayangnya ketika anggaran itu berhasil di perjuangkannya justru terungkap dalam sebuah rapat bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kalau anggaran untuk ganti rugi lahan tersebut telah di geser secara sepihak tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak DPRD Talaud.
Ia kian lantang bersuara dalam rapat tersebut dan menunjukkan kekecewaan serta perlawanan sebagai pihak yang mewakili kesengsaraan rakyat kecil.
“Dari semua pergeseran anggaran yang dilakukan secara sepihak, pergeseran anggaran yang menyangkut ganti rugi lahan warga yang porak poranda akibat KEK itu yang paling melukai perasaan rakyat khususnya masyarakat kecamatan Gemeh dan itu sangat kelewatan dan tak manusiawi”. Ujar VRM kepada wartawan usai mengikuti rapat tersebut.
Dari berbagai catatan saya tentang perjuangan para pihak yang dipercayakan dapat mewakili kesengsaraan rakyat kami memandang ibunda terkasih dari Vallerie Arwakon tersebut sangat layak dinobatkan sebagai teladan dalam mewakili perjuangan rakyat kecil di parlemen.
Demi memperjuangkan kepentingan rakyat Ia relah melepaskan berbagai kenyamanan sebagai anggota DPRD yang diketahui bergelimang fasilitas dan bahkan memilih jalan terjal dengan berani “Berseberangan dengan Penguasa”.
Karena baginya fasilitas sebagai anggota DPRD itu didapatkan karena amanat Undang-undang bukan dari hasil barter atas kepentingan rakyat yang diabaikan.

“Sebagai Wakil Rakyat kita akan sangat berdosa apabila menerima berbagai fasilitas sebagai upaya pembungkaman atas kepentingan rakyat yang terabaikan, sebagai pemimpin harus berani bersikap dan menyatakan bahwa kepentingan rakyat harus ditempatkan ditempatkan di tempat yang paling terhormat karena dari sanalah kehormatan kita sebagai pemimpin itu berasal, “. Ujar Figur yang akrab di sapa VRM tersebut.
Meski dalam kondisi sulit karena sering diperlukan tak...